Taksi Terbang, Menanti Transportasi Masa Depan Nan Wadidaw

Iptek - Sabtu, 8 Maret 2025

250309123635-taksi.jpg

Fox business

Perusahaan, yang berhasil melakukan penerbangan ekshibisi di New York City pada November 2023, telah menyelesaikan tiga dari lima langkah sertifikasi FAA pada Maret 2025.

NEW YORK, TINGKAP.CO - Untuk mengatasi terbuangnya waktu dijalanan kota besar yang macet, biasanya para pengusaha besar menggunakan helikopter. Praktis akan membangun helipad di rumah dan di rooftop kantornya yang menjulang. Hal ini sudah banyak di Jakarta.

Namun kini di Amerika Serikat, sebuah terobosan teknologi transportasi umum terbaru segera diluncurkan. Moda baru ini akan menyerupai cara memesan Uber, namun akan ada beberapa perbedaan utama yaitu pengemudinya adalah seorang pilot dan metode transportasinya adalah pesawat lepas landas dan pendaratan vertikal elektrik (eVTOL).

Adalah Joby Aviation, bekerja sama dengan Delta Air Lines dan Uber, telah mengembangkan taksi terbang listrik yang pada akhirnya akan dapat diakses oleh masyarakat setiap hari, menawarkan alternatif untuk transportasi darat tradisional. Sejak tahun 2017, perusahaan ini telah terbang lebih dari 30.000 mil dengan prototipe pesawat eVTOL berskala penuh, yang akan mulai mengangkut penumpang dalam waktu dekat. Tujuannya adalah untuk membuat layanan ini terjangkau, dengan biaya yang sebanding dengan perjalanan Uber.

Joby mengakuisisi divisi taksi udara Uber, Elevate, dan Uber dengan meningkatkan investasinya di Joby dari 50 juta Dolar AS menjadi 125 juta Dolar AS. (Fox business)

Chief Product Officer Joby, Eric Allison, mengatakan kepada FOX Business bahwa perusahaan tersebut dapat mulai mengangkut penumpang di Dubai paling cepat tahun ini, dengan operasi di Amerika Serikat diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa tahun ke depan, sambil menunggu selesainya proses sertifikasi Administrasi Penerbangan Federal (FAA). Perusahaan, yang berhasil melakukan penerbangan ekshibisi di New York City pada November 2023, telah menyelesaikan tiga dari lima langkah sertifikasi FAA pada Maret 2025.

Allison mengatakan bahwa perusahaan ini tidak hanya membangun komponen pesawat, termasuk paket baterai, komputer, dan struktur serat karbon pesawat itu sendiri, tetapi juga membangun layanan yang dapat digunakan oleh perusahaan dan meletakkannya di tangan konsumen.

Allison mengatakan bahwa pengguna akan dapat meminta tumpangan melalui aplikasi Joby - yang saat ini sedang dikembangkan, atau melalui aplikasi Uber.

Pada akhir tahun 2020, Joby mengakuisisi divisi taksi udara Uber, Elevate, dan Uber meningkatkan investasinya di Joby dari 50 juta dolar AS menjadi 125 juta dolar AS. Kedua perusahaan sepakat untuk mengintegrasikan layanan mereka, sehingga Joby dapat memanfaatkan agregasi permintaan Uber dan menawarkan perjalanan multi-moda yang mulus.

"Setelah pengguna memilih tumpangan, sebuah mobil akan menjemput mereka dan membawa mereka ke lokasi lepas landas terdekat. Ketika mereka mendarat, sebuah mobil akan menunggu untuk mengantar mereka ke tempat tujuan," kata Allison.

Desain taksi udara elektrik Joby minim kebisingan (Fox business)

Perangkat lunak Joby akan melacak permintaan dan secara otomatis mengisi kursi yang tersedia berdasarkan hal tersebut, mengarahkan penumpang ke tempat lepas landas dan pendaratan terdekat. Pada akhirnya, perusahaan berencana untuk memperluas infrastrukturnya di luar heliport, menjelajahi lokasi seperti garasi parkir, tempat parkir, atau bahkan atap gedung. Hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk mendarat lebih dekat ke tujuan pengguna, mengurangi kebutuhan untuk perjalanan dengan mobil.

"Pada akhirnya, kami ingin lepas landas dan mendarat sedekat mungkin dengan tempat yang Anda tuju," kata Allison.

Desain taksi udara elektrik Joby, yang minim dampak kebisingan dan minimnya asap mesin, membuatnya lebih mudah untuk membangun infrastruktur, terutama di daerah-daerah yang padat penduduknya.

Menurut Joby, NASA mengukur suara pesawat pada tahun 2022, dan menemukan bahwa pesawat tersebut hanya memiliki 45,2 desibel pada ketinggian 1.640 kaki, yang lebih pelan daripada percakapan pada umumnya.

Meskipun pesawat ini hanya dapat terbang hingga 100 mil dalam sekali pengisian daya, Allison mengatakan bahwa ini membuatnya ideal untuk perjalanan yang lebih pendek, yang ia yakini sebagai "daging dari pasar."

Sebagai contoh, Allison mengatakan bahwa pesawat ini dapat terbang dari Manhattan ke Bandara Internasional John F. Kennedy di Queens hanya dalam waktu tujuh menit. "Perjalanan yang sama dengan mobil membutuhkan waktu antara 30 menit hingga satu jam, tergantung pada lalu lintas di kota New York. Itulah visi dari apa yang kami bangun," katanya.

Keuntungan utama lain dari pesawat listrik ini adalah biaya operasionalnya yang rendah, yang membuatnya lebih terjangkau bagi para pengendara. Awalnya, Allison memproyeksikan harga per kursi akan sama dengan biaya perjalanan Uber Black di A.S. Seiring dengan perluasan jaringan, dia yakin harganya bisa turun ke tingkat Uber X, sehingga dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.

"Kami pikir hal tersebut sebenarnya dapat dicapai, dan di situlah lebih banyak orang dapat mulai berpartisipasi di dalamnya," kata Allison.

Akankah moda transportasi umum nan wadidaw ini segera masuk Jakarta ?

Pewarta: Vero Iskandar
Penyunting: Ghea Reformita
©tingkap.co 2025