Lebih Dari Sekadar Batu Bata dan Mortir, DC Mulai Menghapus Plaza 'Black Lives Matter' di Dekat Gedung Putih
Internasional - Selasa, 11 Maret 2025

apnews
Starlette Thomas ingat hampir setiap hari turun ke persimpangan jalan 16th dan H, untuk memprotes kebrutalan polisi dan kejahatan rasial yang sistemik selama musim panas 2020.
MARYLAND, TINGKAP.CO - Starlette Thomas ingat hampir setiap hari turun ke persimpangan jalan 16th dan H, untuk memprotes kebrutalan polisi dan kejahatan rasial yang sistemik selama musim panas 2020.
Melansir apnews, pada hari Senin, warga Bowie, Maryland, berusia 45 tahun ini kembali ke lokasi protes tersebut untuk berduka atas berakhirnya Black Lives Matter Plaza.
"Saya harus berada di sini hari ini. Saya tidak bisa membiarkan ini berlalu begitu saja," kata Thomas, ketika palu jackhammers mulai merobek-robek huruf-huruf kuning raksasa di jalan bertuliskan BLACK LIVES MATTER.
Thomas dengan hati-hati mengamankan sebongkah trotoar dan mengatakan bahwa memegangnya membuatnya merasa konflik.
"Untuk pergi dengan sepotong itu, itu berarti tidak hilang. Ini lebih dari sekadar batu bata dan mortir," ujarnya.
Para pekerja mulai bekerja pada hari Senin (10/3/2025) untuk mencopot tulisan "Black Lives Matter" berukuran besar berwarna kuning yang dicat di jalan yang berjarak satu blok dari Gedung Putih.
Walikota D.C. Muriel Bowser mengumumkan perubahan tersebut minggu lalu sebagai tanggapan atas tekanan dari Partai Republik di Kongres.
Pekerjaan ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar enam minggu dan kata-kata tersebut akan digantikan oleh serangkaian mural yang disponsori oleh pemerintah kota.
Lukisan kata-kata tersebut merupakan tindakan pembangkangan yang disponsori oleh pemerintah selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump.
Pencopotan ini merupakan pengakuan publik tentang betapa rentannya District of Columbia saat ini setelah Trump kembali ke Gedung Putih dan Partai Republik menguasai kedua majelis Kongres.
Bowser, seorang Demokrat, memerintahkan pembuatan lukisan tersebut dan mengganti nama persimpangan tersebut menjadi Black Lives Matter Plaza pada Juni 2020.
Hal itu dilakukan setelah berhari-hari protes ricuh di lokasi tersebut menyusul pembunuhan George Floyd oleh seorang petugas polisi Minneapolis; Bowser sempat berselisih dengan Trump terkait penanganannya terhadap protes tersebut.
Namun kini Bowser hanya memiliki sedikit kekuatan untuk menangkis perambahan terhadap otonomi terbatas DC. Bowser mengatakan minggu lalu di X bahwa,
"Mural tersebut menginspirasi jutaan orang dan membantu kota kami melewati masa-masa yang menyakitkan, tetapi sekarang kami tidak bisa terganggu oleh campur tangan kongres yang tidak berarti. Dampak buruk dari pemutusan hubungan kerja federal harus menjadi perhatian utama kami," katanya.
Di antara mereka yang berkumpul untuk menyaksikan pekerjaan tersebut pada hari Senin adalah Megan Bailiff, CEO Equus Striping, perusahaan penandaan trotoar yang awalnya mengecat huruf-huruf tersebut.
Bailiff menyebut pembongkaran Black Lives Matter Plaza, secara historis tidak senonoh dan mengatakan bahwa keberadaannya, lebih penting pada saat ini dibandingkan dengan yang pernah ada di negara ini.
Kelompok sayap kanan merayakan pergeseran ini secara online, dengan provokator konservatif Charlie Kirk mengunjungi situs tersebut untuk memuji, akhir dari histeria ras massal di negara kita.
Pada masa jabatan kedua Trump, Bowser telah bekerja untuk menghindari konflik dan meremehkan poin-poin yang diperdebatkan. Dia melakukan perjalanan ke Mar-a-Lago di Florida untuk bertemu dengan Trump setelah pemilu dan secara terbuka menekankan poin-poin kesepakatan mereka.
Trump baru-baru ini menghidupkan kembali topik pembicaraan yang sering dibicarakan dalam kampanye tentang keinginan untuk "mengambil alih" ibukota negara, menggambarkan Washington sebagai tempat yang penuh dengan kejahatan, grafiti, dan perkemahan tunawisma.
Bowser menolak untuk mengomentari laporan bahwa Gedung Putih sedang mempersiapkan perintah eksekutif yang menargetkan Washington. Dia secara terbuka mengatakan bahwa ancaman terbesar terhadap apa yang disebut otonomi Home Rule adalah "beberapa orang di Kongres."
Anggota Kongres dari Partai Republik telah berulang kali mengancam akan mencampuri urusan kota dengan cara yang besar dan kecil.
Sebuah langkah yang saat ini sedang diajukan ke Kongres, yang dinamakan BOWSER Act, berusaha untuk mencabut sepenuhnya Home Rule Act tahun 1973, yang memberikan otonomi terbatas kepada ibu kota.
Pewarta: Vero Iskandar
Penyunting: Ghea Reformita
©tingkap.co 2025