Terungkap, Penyebab Banjir Bandang yang Hancurkan Sukabumi

241209113704-terun.jpg

x

Banjir bandang dan bencana lainnya menghantam Sukabumi sejak 3 Desember

SUKABUMI,TINGKAP.CO -Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat mengungkapkan penyebab banjir bandang yang terjadi di Sukabumi. Seperti diketahui, Kabupaten Sukabumi dihantam bencana alam mulai dari banjir, longsor, hingga pergerakan tanah.

BPBD mengungkapkan, total ada 166 titik bencana alam yang terjadi. Secara rinci, tanah longsor terjadi di 66 titik, banjir 35 titik, angin kencang 15 titik dan pergerakan tanah di 17 titik.

Dilaporkan, bencana besar sukabumi ini terjadi kepada 180 KK dengan 461 jiwa, mengungsi 98 KK dengan 247 jiwa, warga terancam 143 KK dengan 239 jiwa, 3 orang meninggal dunia dan 4 orang tertimbun longsor.

Kepala Dinas (Kadis) Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik mengatakan, penyebab bencana banjir disebabkan luapan sejumlah sungai hingga merendam beberapa kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

Ditambahkannya, banjir juga dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi di wilayah Kabupaten Sukabumi terutama pada Selasa (03/12) dan Rabu (04/12), menunjukkan angka yang sangat ekstrem.

"Pada Selasa malam, data yang kami rekap pada Rabu pagi menunjukkan ada beberapa pos curah hujan yang angkanya sangat tinggi, ada yang mencapai 200 mm. Bahkan, 261 mm per hari. BMKG sendiri menyatakan bahwa curah hujan lebih dari 150 mm per hari dan itu sudah dianggap ekstrem," kata Dikky seperti dikutip TINGKAP.CO dari detikjabar.

Pendangkalan Sungai

Dia juga menambahkan, kondisi pendangkalan sungai juga tidak mampu menampung debit air yang besar. "Kapasitas sungai kita sudah terlewati, bahkan setelah kami cek, beberapa titik di peta sebaran hujan periode berulang 50 tahunan menunjukkan bahwa debit air yang terjadi hampir mencapai angka 50 tahunan," ujarnya.

"Sementara, kapasitas sungai kita masih terbatas, bahkan ada beberapa yang kapasitasnya kurang dari 10 tahun. Akibatnya, debit air melebihi kapasitas dan meluap, merendam pesawahan dan pemukiman di sekitar sungai," sambungnya.

Dalam menghadapi kondisi ini, Dikky menyampaikan bahwa pihaknya akan segera melakukan langkah-langkah penanganan. "Kami akan melakukan assessment cepat, memeriksa kondisi tanggul-tanggul dan memastikan mana yang perlu segera diperbaiki," ucap dia.

Penjelasan BMKG

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan bencana alam yang terjadi di wilayah Sukabumi dipicu adanya fenomena udara dingin atau MJO (The Madden-Julian Oscillation) yang melintasi langit Sukabumi.

“Saat itu fenomenanya udara dingin, awal dari MJO (The Madden-Julian Oscillation) atau pergerakan awan-awan hujan dari samudra hindia menuju wilayah Indonesia,” kata Dwikorita.

Dwikorita juga mengatakan, ada tiga fenomena alam yang terjadi secara bersamaan sehingga awan hujan menjadi tertahan di langit Sukabumi.

“Saat ini fenomenanya jadi menjelang puncak musim penghujan di bulan Desember plus adanya La Nina lemah yang berdampak pada meningkatnya curah hujan hingga 20 persen serta adanya fenomena sirkulasi siklonik (pusaran angin yang membawa uap air untuk membentuk awan),” jelas dia.

Pewarta: Defri Saefullah
Penyunting: Defri Saefullah
©2024 tingkap.co

Komentar