Ritual Nginstrenan

DAKG Gelar Acara Ritual Nginstrenan Dengan Tema "Mapag Garut Balik Ka Jati Dirina"

250214220019-dakg-.jpeg

@tingkap/Agus Sopian

Dewan Adat Kabupaten Garut (DAKG) menggelar acara ritual khusus nginstrenan tangkal gaharu anu saestuna dengan tema "Mapag Garut Balik Ka Jati Diri Na" pada Kamis 13 Febuari 2025.

GARUT, TINGKAP.CO - Bertempat di area wisata Kampung Bareto wilayah Kecamatan Cisurupan Garut. Dewan Adat Kabupaten Garut (DAKG) menggelar acara ritual khusus nginstrenan tangkal gaharu anu saestuna dengan tema "Mapag Garut Balik Ka Jati Diri Na" pada Kamis 13 Febuari 2025.

Acara berlangsung diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an dan mukadimah sebagai pembukaan seperti biasa dilaksanakan pada setiap kegiatan. Dilanjutkan dengan disertai oleh rajah Garut dengan berbagai tarian sakral anak -anak sekolah baik dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Demikian juga hal itu disampaikan Ketua DAKG,Cepi Kusuma (panggilan akrab Abah Cepi) kepada awak media usai melaksanakan kegiatan tersebut pada Jum'at (14/02/2025).

"Alhamdulillah acara demi rangkaian yang begitu menakjubkan dimana tampilan seni kreatif khas kabupaten Garut yang cukup menarik perhatian para tamu undangan yang hadir pada saat itu,begitu antusias "

Tarian ini yang diiringi oleh gamelan (degung), angklung,dan rebatan merupakan salah satu tarian bentuk sebagai kemajuan kebudayaan yang tentu hal ini menciptakan sebuah karya yang sangat luar biasa.

Setelah itu, lanjut Cepi, diadakan acara pemaparan sejarah ki Garut kakarut yang sebelumnya dibuka dengan "rajah" awal sejarah Garut dari masa ke masa kemudian, ada ngawiwitan sehingga Garut sekarang penginstrenan atau tangkal kayu di Garut yang merupakan sebagai identitas kabupaten Garut.

Di acara itu juga telah diadakan pengukuhan yaitu ada 22 lembaga desa se Garut yang mana bulan besok mungkin kita akan mengukuhkan kembali 50 lembaga adat desa yang ada di kabupaten Garut untuk sama -sama dengan pemerintah dalam upaya kemajuan kebudayaan yang mana dasar kebudayaan itu adalah di desa.

Selain itu acara kami sudah dimeriahkan oleh elemen masyarakat baik malakeudeu, masyarakat adatnya yang sekarang sudah menjadi tradisi yang diakui oleh pemerintah provinsi (pemprov) Jawa Barat tentu merupakan sebuah kebanggaan bagi warga Garut juga sebagai motivasi bagi lembaga -lembaga adat yang baru dibentuk.

Apa makna balik Ka jati diri na? Cepi menjelaskan, jadi inti dari acara ini adalah seperti bahwa, kami telah lama memperdalam dan mengkaji sejarah Garut dari berbagai aspek.

Alhamdulillah kita menemukan data - data yang valid dan tepat yang sudah kami seminar kan terkait kajian - kajian dan itu sudah diterima dan diakui oleh para akademisi juga dinas bersangkutan bahwa, penemuan kita bahwa Garut sebagai kampung adat yang sudah tercatat dalam "peta Ciela" tahun 1641dan peta 1760.

Disana disebutkan bahwa nama Garut yang sama dengan letak dan posisi yang sama yang ada di peta Ciela kemudian tahun 1809 bahwa, ditempat yang serupa Garut menjadi ibukota "Pasranggrahan".

Tahun 1812 peta yang dibuat oleh Raffles itu menunjukkan nama yang sama bahwa Garut ada dilokasi itu juga. Maka setelah itu, ketika Limbangan berdiri menjadi kabupaten pada saat itu Garut belum menjadi ibukota tapi ibukotanya adalah Suci.

Setelah beberapa tahun kemudian berpindah ke wilayah Garut. Jadi jelas sebelum Garut menjadi ibukota Limbangan, Garut itu sudah ada bahkan sudah tercatat dalam peta dan kamus juga didalam peta Ciela itu menunjukan bahwa Ki Garut itu ada, peta ini dibuat 300 tahun dibuat sebelum peta ini tersusun, jadi kalau kita melihat dari catatan tersebut bahwa, 300 tahun sebelum peta ini ada diperkirakan tahun 1300.

Satu lagi, sambung Cepi, didalam sebuah kamus Sultanikal yang diketemukan oleh kami bahwa di abad 18 itu menyebutkan ada petunjuk dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu, Sunda,bdan bahasa Inggris menyebutkan bahwa kayu harum, itu namanya harum kalau bahasa melayu, kalau dalam bahasa Sunda itu Kai garuk atau kigarut (ilmiah -kuile -akularea balacencis ).

Artinya menunjukkan bahwa di daerah Jawa Barat itu terdapat kayu harum,kayu yang menjadi dasar minyak dan wewangian. Maka hal itu jelas bahwa Garut adalah wilayah yang dahulunya tumbuh subur oleh kayu wangi yang berkualitas tinggi. Sekarang kayu tersebut masih ada yaitu di daerah selatan Garut (Cihurip),daerah Kandang wesi,dan daerah Cikuray juga masih ada, objek tersebut datanya masih ada.

Oleh karena itu, ketika Garut itu adalah simbol dari kayu wangi (gaharu) maka, cerita sejarah Garut kakarut itu sudah terpatahkan oleh data - data otentik yang kami dapatkan, sehingga malam Jum'at kemarin kita menginstrenkan kembali, kita berdoa memohon kepada yang maha kuasa untuk menanam kembali identitas kota Garut yaitu kayu gaharu dibeberapa titik pemerintah dan titik pusat tempat sakral yang ada di sekitar Kabupaten Garut.

Maka,kita instrenan demi untuk mengembalikan jati diri Garut ke semulanya tentu ini akan berbalik ke positif untuk kita warga Garut dimana pohon pun dikembalikan lagi ke jati dirinya, kayu Garut ada lagi di kota Garut.

Kita berharap,semoga jati diri orang Garut juga leluhur-leluhur akan kembali bersemayam akan kembali ada jiwa-jiwa orang Garut sehingga bisa melakukan lebih luhur Garut bihari ngancik kiwari , Garut dahulu jaya sekarang Garut walatra berjaya.

Pewarta: Agus Sopian
Penyunting: Ghea Reformita
©2025 tingkap.co

TAGS:

Komentar