Takut Dominasi Cina

Trump Ancam Akan Kuasai Panama

WASHINGTON DC, TINGKAP.CO - Belum dilantik sebagai Presiden terpilih AS ke-47 pada Senin, 20 Januari nanti, Trump sudah berani menyatakan bahwa Amerika Serikat dapat menggunakan kekuatan militer untuk mengakuisisi Terusan Panama dan Greenland dan "kekuatan ekonomi" untuk mencaplok Kanada.

Seperti dilansir dari NBC, Trump telah berulang kali menyindir dalam beberapa minggu terakhir bahwa Kanada harus menjadi negara ke-51.

Presiden terpilih Donald Trump pada hari Selasa (7/1/2025) menyatakan bahwa ia akan mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk menguasai Terusan Panama dan Greenland, dan "kekuatan ekonomi" untuk mengakuisisi Kanada.

Baca juga: Donald Trump Akan Gelar Rapat Umum Kemenangan

Dalam sebuah konferensi pers di resor Mar-a-Lago, Florida, Trump ditanya oleh seorang reporter apakah ia dapat meyakinkan publik bahwa ia tidak akan menggunakan paksaan militer terhadap Panama atau Greenland, sebuah tujuan yang telah diucapkannya dalam beberapa minggu terakhir.

"Tidak, saya tidak dapat meyakinkan anda tentang kedua hal tersebut, tetapi saya dapat mengatakan ini, kita membutuhkannya untuk keamanan ekonomi," kata Trump.
Dia kemudian mengatakan bahwa dia tidak akan menggunakan kekuatan militer terhadap Kanada, hanya "kekuatan ekonomi."

"Itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa," kata Trump tentang Amerika Serikat yang menguasai Kanada.

"Anda singkirkan garis yang dibuat secara artifisial itu, dan lihatlah seperti apa hasilnya. Dan itu juga akan jauh lebih baik untuk keamanan nasional," kata Trump.

"Mereka hebat, tetapi kami menghabiskan ratusan miliar di sini untuk melindunginya," ujarnya.

Trump mengatakan bahwa subsidi tersebut termasuk dukungan militer yang substansial dan bahwa Amerika Serikat merugi melalui defisit perdagangan.

Tidak segera jelas dana mana yang dimaksud Trump, tetapi dia sering mengeluh tentang Kanada dan sekutu NATO lainnya yang tidak membayar cukup untuk pengeluaran pertahanan.

Amerika Serikat dan Kanada juga memiliki aliansi militer bersama melalui Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara.

Trump pada Selasa malam mengunggah sebuah gambar di Truth Social yang menunjukkan kedua negara dengan bendera AS terpampang di atasnya, dengan menulis, "Oh Kanada!"

Dia telah menyindir akhir-akhir ini bahwa itu harus menjadi negara bagian ke-51 dan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia telah bercanda dengan legenda hoki Wayne Gretzky, seorang warga Kanada, tentang menjadi "gubernur".

Masa jabatan 10 tahun Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berakhir tiba-tiba pada hari Senin, sebagian karena pertikaian partai terkait penanganannya terhadap Trump dan janji tarif 25% yang dijanjikan Trump untuk diberlakukan.

Sejak memenangkan pemilihan presiden 2024, Trump telah menggembar-gemborkan kepentingan strategis bagi Amerika Serikat untuk membeli Greenland, sebuah pulau di Arktik yang merupakan bagian dari wilayah Denmark, dan mengulangi keinginannya untuk mengakuisisi pulau tersebut bulan lalu.

Ini bukan ide baru bagi Trump: Sebuah perjudian untuk membeli Greenland telah diejek ketika hal itu muncul selama masa jabatan pertamanya.

Putra sulungnya, Donald Trump Jr. berada di sana pada hari Selasa untuk membuat film dokumenter yang ditemani oleh setidaknya dua pejabat Gedung Putih.

"Ya, kita membutuhkan tujuan keamanan nasional yang lebih besar. Saya telah diberitahu hal itu sejak lama, bahkan sebelum saya mencalonkan diri," kata Trump kepada para wartawan.

"Anda memiliki sekitar 45.000 orang di sana. Orang-orang bahkan tidak tahu bahwa Denmark memiliki hak hukum untuk itu, tetapi jika mereka tahu, mereka harus menyerahkannya karena kita membutuhkannya untuk keamanan nasional," ujar Trump.

Trump mengancam akan mengenakan tarif pada Denmark pada "tingkat yang sangat tinggi" jika negara itu menggagalkan upaya pulau Arktik itu untuk merdeka atau bergabung dengan Amerika Serikat.

Dalam sebuah video yang diposting ke media sosial pada hari itu, Trump mengadakan acara makan siang di pulau itu bersama Trump Jr. putra tertuanya.

Mengenai Panama, Trump mengklaim bahwa Amerika Serikat diperlakukan secara tidak adil ketika Panama mengenakan tarif yang terlalu tinggi untuk kapal-kapalnya yang melintasi terusan tersebut dibandingkan dengan negara-negara lain, dan bahwa Panama telah "melanggar" kesepakatan dengan Amerika Serikat.

Trump mengklaim bahwa Panama telah meminta $3 miliar dari Amerika Serikat untuk membantu memperbaiki terusan tersebut, yang memangkas waktu transportasi antara Samudra Atlantik dan Pasifik, bahkan ketika "Cina pada dasarnya mengambil alih terusan tersebut," katanya.

Trump mengancam akan mencoba mengambil alih kembali terusan tersebut dan mengatakan bahwa mengembalikannya ke kendali AS adalah "sangat penting" bagi keamanan nasional.

Meskipun tidak jelas kesepakatan apa yang dimaksud Trump, di bawah ketentuan perjanjian pemerintahan Carter yang mengalihkan kontrol terusan dari Amerika Serikat ke Panama pada tahun 1999, Amerika Serikat akan memiliki hak untuk mempertahankan terusan tersebut dari perubahan apa pun terhadap kenetralannya.

"Kami memberikan Terusan Panama kepada Panama. Mereka telah menyalahgunakan pemberian itu. Kami tidak memberikannya kepada Tiongkok," kata Trump.

Terusan ini dikelola oleh Otoritas Terusan Panama, meskipun kontraktor yang berbasis di Hong Kong mengoperasikan dua pelabuhan yang terhubung dengannya.

Presiden Panama Jos Ral Mulino membantah dalam sebuah pernyataan video bulan lalu bahwa Cina memiliki pengaruh atas terusan tersebut dan menolak gagasan Amerika Serikat untuk mengambil alih otoritas atas terusan tersebut. "Setiap meter persegi terusan adalah milik Panama dan akan terus seperti itu," katanya.